Menurut Dr AH Bambang Setiaji MSc, yang mempopulerkan minyak dara, VCO mengandung 93% asam lemak jenuh, tetapi 47 – 53% berupa minyak jenuh berantai sedang. Sifatnya tidak dapat tersintesis menjadi kolestrol, tidak ditimbun dalam tubuh, mudah dicerna dan dibakar. Hasil uji Laboraturium Kimia Universitas Gadjah Mada menunjukan, zat dominan dalam minyak dara adalah asam laurat, mencapai 50.33%. kandungan lain berupa 14,32 % asam kaproat, 10.25% asam kaprat, 12.91% asam miristat, dan 4,92% asam palmitat.
Menurut Prof Walujo Samoero Soerjodibroto (Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) asam laurat terbukti anti virus, dan anti protozoa. Patogen yang mampu diatasi oleh minyak dara antara lain bakteri Streptococcus agalactiae dan Streptococcus aerus, beragam virus seperti herpes, sarkoma, HIV, Leukimia, dan cytomegalovirus. Semua patogen berlapis lemak. Dengan demikian asam laurat yang juga berupa minyak dapat menyatu dengan organisme itu untuk kemudian mematikanya. Antibiotik yang dimanfaatkan untuk mengatasi serangan organisme patogenik itu kurang manjur. Karena antibiotik hanya larut dalam darah, tetapi tidak larut dalam lemak. Prof Dr dr Budhi Setianto SpJP dari RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, mengatakan pemicu penyakit jantung antara lain peningkatan kadar kolestrol, obesitas dan tekanan darah tinggi. Di sinilah peran VCO dalam mengatasi penyakit jantung. “Setiap melewati endapan Kolestrol minyak kelapa murni akan mlarutkan kolestrol. Kolestrol akan larut sehingga peredaran darah lancar. Tapi itu membutuhkan waktu lama sehingga tidak bisa hilang dalam sehari minum VCO. Efek lama tapi pasti,” ujar bambang Setiaji, dosen Kimia Universitas Gadjah Mada.
Hal ini senada dengan pendapat Prof dr Walujo Soerjodibro MSc. Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan, konsumsi minyak kelapa sesuai kebutuhan tidak berdampak buruk terhadap kesehatan. Justru membina kesehatan termasuk janrung dan pembuluh darah. Pantas saja masyarakat Pukapuka dan Tokelau di Lautan Pasific, seperti dikisahkan Dr Bruce Fife dalam “The Healing Miracles of Coconut Oil, mempunyai kesehatan prima. Padahal mereka mengkonsumsi lemak dalam bentuk minyak kelapa 60% dari total kalori per hari. Rumus yang selama ini dipercaya banyak orang, konsumsi lemak maksimal 30% dari total kalori jika tak ingin menderita penyakit jantung. Sekitar 10% diantaranya batas maksimal konsumsi lemak jenuh. Artinya konsusi lemak masyarakat Pukapuka 2 kali dari ambang batas. Faktanya, mereka terbebas dari beragam penyakit degeneratif seperti jantung, diabetes, dan kanker.
Kandungan asam lemak minyak dara pun bukan musuh bagi kesehatan tubuh manusia. Asam laurat –mencapai 47-53% -merupakan asam lemak jenuh rantai sedang. Ia tidak ditimbun dalam tubuh melainkan langsung dibakar menjadi energi. Dengan energi itu pula tubuh cepat pulih dan mampu memperbaiki diri sendiri. Pantas mereka yang menderita ganguan lever aman mengkonsumsi VCO. Berbagai penelitian menguatkan bukti empiris khasiat minyak perawan yang selama ini ditemukan. Hasil penelusuran Trubus Magazine menunjukan minyak dara itu menyembuhkan jantung koroner, diabetes, hiperteroid, kolestrol dan stroke. Akibat menderita penyumbatan pembuluh darah disekitar panggul dekat tulang ekor, Untung Sukarji mesti dilarikan ke Rumah Sakit. Kala rasa nyeri menyerang paha kanan dan pinggul, pengajar di sekolah Tinggi Negara itu tak sanggup berjalan. Saat berbaring pun ia tidak dapat megubah posisi badan. Beruntung setelah mengkonsumsi 24 botol VCO bervolume 125 ml selama dua minggu dikombinasikan dengan akupuntur kondisinya berangsur pulih. Kini kelahiran Jember 57 tahun silam itu bahkan sanggup berlari-lari pagi
0 comments:
Posting Komentar